KANKER
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat ini di negara
berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh
adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Penyakit yang
tergolong dalam penyakit tidak menular (degeneratif) yaitu : Neoplasma (Kanker),
Diabetes Mellitus, Gangguan mental, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
dan lain-lain. Neoplasma (Kanker), kanker adalah tumor ganas yang
ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel-sel tubuh. Keberadaan makanan instant,
rokok, alkohol, makanan banyak lemak, makanan yang diawetkan, dan kegemukan
merupakan faktor resiko tinggi penyebab terjadinya penyakit kanker. Lain dari
pada hal itu, para pekerja di sektor industri, pertanian, dan tenaga kesehatan
di rumah sakit sering memakai bahan-bahan yang dapat menyebabkan penyakit
kanker, banyak di antara mereka yang tidak memakai alat pelindung diri sehingga
tubuh kontak langsung dengan bahan-bahan tersebut. Bila hal ini berlangsung
lama tanpa mempedulikan kesehatan, dapat berakibat timbulnya kanker. Menurut
dr. Sutjipto, Sp.B.Onk (2008) dalam Jurnal Kesehatan RS Kanker Dharmais, kanker
payudara merupakan kanker yang sering dijumpai dalam masyarakat Indonesia dan
menempati tempat ke dua terbanyak setelah kanker rahim. Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO) melaporkan. Pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap
tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara. Di Indonesia problem
kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang
ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, Menurut Dr. Benny Issakh, SpBOnk (Sub
Bag. Bedah Onkologi Bagian Bedah FK UNDIP / RSDK), menyatakan bahwa di
Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita baru / 100.000
penduduk. Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas tahun
2006, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 22.857 kasus (7,13 per 1000
penduduk). Terdiri dari Ca. serviks 2,08 per 1000 penduduk, Ca. Mamae
3,45 per 1000 penduduk, Ca. hepar 0,62 per 1000 penduduk, Ca. bronkus
0,98 per 1000 penduduk. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2002, kanker merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
jantung dan stroke. Pada tahun 2007 di Kota Semarang berdasarkan laporan
program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit kanker yang
ditemukan sebanyak 12.807, terdiri dari Kanker Payudara 5.641 kasus, Kanker
Serviks 5.481 kasus, Kanker Hepar 391 kasus, dan Kanker Paru 1.294 kasus. Untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat khususnya pasien
penyakit tidak menular dalam hal ini Kanker, perlu didukung oleh adanya sarana
kesehatan yang memadai dan memiliki kualitas pelayanan yang baik. Orientasi
Pembangunan Kesehatan yang semula sangat menekankan upaya kuratif dan
rehabilitatif, secara bertahap diubah menjadi upaya kesehatan terintegrasi
menuju kawasan sehat dengan peran-aktif masyarakat. Pendekatan baru ini
menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan juga paliatif. Konteks kekinian, di Semarang
fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang menangani penyakit kanker secara
khusus belum ada. Selama ini pengobatan penyakit kanker hanya dilakukan di
rumah sakit umum yang ada, pemeriksaan dan pengobatan penyakit kanker dilakukan
di ruang yang sama dengan pemeriksaan dan pengobatan penyakit lainnya. Dari
uraian tersebut, maka keberadaan sebuah fasilitas kesehatan untuk menangani
pemeriksaan dan pengobatan penyakit kanker yang selain mempunyai
fasilitas-fasilitas pemeriksaan dan pengobatan yang cukup lengkap dan memadai
juga memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang bersifat sosial akan sangat
diperlukan untuk menangani penderita kanker.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker?
2. Apa etiologi dari kanker?
3. Apa klasifikasi kanker?
4. Apa contoh kanker yang sering diderita pada usia lanjut?
5. Apa pencegahan kanker pada lansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kanker
2. Untuk mengetahui etiologi dari kanker
3. Untuk mengetahui klasifikasi kanker
4. Untuk mengetahui contoh kanker yang sering diderita pada usia lanjut
5. Untuk mengetahui pencegahan kanker pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker adalah suatu
penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak
terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan
merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit
yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita mencegah
kanker daripada mengobatinya. Pada tulisan ini akan diberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai kanker.
B. Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya
kanker pada usia lanjut adalah sebagai berikut :
A.
Faktor
internal yakni genetik, yang dimaksud
genetik tidak berarti kanker diturunkan oleh orang tua. Selama ini hanya 5
persen kasus kanker payudara terjadi karena genetik. Sedangkan 95 persen bukan
karena genetik.
B.
Faktor
eksternal meliputi biologik, kimia, dan fisik. Faktor biologis salah satu yang
ditunjuk adalah kuman atau virus tertentu. Biasanya karena ada paparan
eksternal, maka sel itu berubah jadi sel kanker.
C.
Faktor kimia antara lain paparan zat pengawet atau
zat warna yang terlalu banyak. Untuk faktor fisik, misalnya paparan sinar
ultraviolet yang jahat. Sinar UV jahat adalah yang merupakan tipe beta, terasa
panas di kulit karena panjang gelombangnya mendekati panjang gelombang infra merah.
Paparan estrogen berlebihan juga meningkatkan risiko. Jikalau paparan terus
menerus lebih dari 6 tahun, bisa meningkatkan risiko. Maka KB yang hormonal,
disarankan setelah beberapa tahun berganti IUD atau lainnya. Juga perlu diet
yang baik.
C. Klasifikasi
*
Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit
atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem
pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks,
karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal,
hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
* Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
* Leukemia,Limfoma dan Mieloma kanker yang terjadi pada jaringan darah
* Melanoma timbul dari melanosit.
* Mesotelioma pada pleura atau perikardium
* Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
* Leukemia,Limfoma dan Mieloma kanker yang terjadi pada jaringan darah
* Melanoma timbul dari melanosit.
* Mesotelioma pada pleura atau perikardium
D.
KANKER
PADA USIA LANJUT
Kanker
Payudara pada Lansia
Kanker payudara merupakan penyakit yang cukup
mengkhawatirkan untuk sebagain besar wanita, khususnya bagi mereka yang sudah
berusia lanjut. Dalam sebuah survei menunjukan 60% wanita rentan terkena resiko
penyakit kanker payudara diatas
usia 60 sampai dengan 75 tahun. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu
ketakutan tersendiri bagi mereka yang sudah lanjut usia, terlebih jika mempunyai
riwayat penyakit non-kanker.
Mengapa
resiko terkena penyakit kanker payudara lebih
rentan terjadi pada wanita yang sudah berusia lanjut ? hal tersebut bisa saja
terjadi karena daya tahan dan hormon yang diproduksi oleh tubuh sudah tidak
terlalu baik sehingga bisa menyebabkan terjadinya beberapa resiko tersebut.
Selain faktor hormon ada lagi faktor lainnya seperti obesitas, pada umumnya
wanita yang sudah berusia lanjut akan mengalami kegemukan pada tingkatan
tertentu dan hal tersebut bisa memicu terjadinya resiko kanker payudara.
Kanker Prostat pada Lansia
Kanker
Prostat Pada Lansia –Kanker
prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat, kelenjar seukuran kacang
walnut dibawah kandung kemih pria yang fungsinya memproduksi sperma. Sebagian
besar kanker prostat tumbuh sangat lambat namun merupakan kanker ganas, dan
kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain, khususnya tulang dan kelenjar getah
bening. Menurut laporan interim periode 2006-2010, kanker prostat merupakan
kanker paling umum ke-3 untuk pria, dengan lebih dari 500 kasus terdiagnosa
setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini.
Menjadi tua tentunya bukan pilihan, namun seiring
berjalannya usia, ketuaan akan dialami oleh setiapmanusia. Jika para wanita
harus khawatir akan datangnya penyakit menjelang usia tuanya seperti
kankerpayudara dan osteoporosis, demikian halnya dengan para kaum pria.
Gangguan pada prostat yang menyerangkaum pria baik Pembesaran Prostat maupun
Kanker Prostat kerap dijumpai di usianya yang melampauisetengah abad.
Kemunculannya Pembesaran Prostat tidak dapat dicegah karena memang datang
secara alamiah. Cuma tingkat kecepatannya berbeda-beda. Namun, kaum pria
hendaknya sejak dini memperhatikan Prostat, terutama Pria yang memasuki usia di
atas 40 tahun. Untuk itu sebaiknya mereka yang berusia di atas 40 tahun sering
melakukan medical check up, termasuk untuk mengurangi terjadinya pembesaran
prostatyang mungkin berkembang menjadi Kanker Prostat jika terlambat terdeteksi
dan diobati.
Pembesaran Prostat merupakan kondisi pertumbuhan
kelenjar prostat yang berlebihan. Pembesaran Prostat yang cukup besar dapat
menekan sampai ke kandung kemih dan saluran kencing (urethra) sehingga terjadi
penyempitan saluran kencing (urethra). Keadaan tersebut dapat menghambat
(obstruksi) aliran air kencing. Selain itu, Pembesaran Prostat juga dapat
membentuk kantong dari kandung kemih sehingga sewaktu kencing masih ada yang
tertinggal di dalam kandung kemih, air kencing yang tertinggal ini dapat
membentuk batu.
PENYEBAB KANKER PROSTAT
Sejumlah laki-laki dapat mengalami Pembesaran Prostat
tanpa merasakan gejala, terutama pada tahap awal. Namun secara umum, seseorang
yang mengalami Pembesaran Prostat menunjukan sejumlah gejala yang berkaitan
dengan pengeluaran air kencing, yaitu: Sering kencing, Kencing di malam hari
lebih dari satu kali, Sulit menahan kencing, Pancaran air kencing melemah,
Setelah kencing belum terasa kosong (tidak tuntas), Menunggu lama pada
permulaan kencing, Harus mengejan saat kencing dan Kencing terputus-putus.
Penyebab dari Pembesaran Prostat sulit dipastikan.
Terdapat beberapa faktor resiko yang diketahui dapat memicu terjadinya
Pembesaran Prostat, antara lain: Usia lanjut (semakin lanjut usia seorang pria,
resiko terkena kanker prostat juga semakin tinggi, dalam usia 80 tahun,
dikabarkan sekitar 70 % pria menderita penyakit ini), Unsur Ras (Ras Asia
dikabarkan beresiko terendah terkena kanker yang termasuk mematikan ini),
Riwayat penyakit ini dalam silsilah keluarga, Pola makan ala barat, Lingkungan
daerah industri, Tekanan Darah Tinggi, Kencing Manis, Merokok, Alkohol dan
Kegemukan.
E. Pencegahan
Ada beberapa langkah untuk mencegah kanker tersebut
terjadi seperti
·
menjaga pola
makan dan gaya hidup sehat
·
melakukan
diet non kolesterol
·
mengkonsumsi
makanan yang baik untuk kesehatan
·
melakukan
olah raga yang rutin dilakukan
·
mengurangi
konsumsi obat-obatan yang banyak mengandung bahan kimia.
BAB III
KESIMPULAN
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan
fungsi sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya
yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab
sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan
sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berbah sama
sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua
setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua
pertiga kasus kanker terjadi diatas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun reiko
untuk timbul kanker meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Guyton A, Hall J, Edisi 9, Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Holick M, 2004, Vitamin D:
Importance in the Prevention of Cancer: Am J Clin Nutr
Notrou P, 2007, Tingkat Kalsium
Tinggi dapat Naikkan Risiko Kanker Prostat. Dalam:
Antara News
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya
tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami
infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak
menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan
hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama
setahun atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurang kesuburan atau
dalam bahasa medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001).
Maka kepada pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak juga diberikan
pelayanan kemudian/infertilitas agar mereka juga dapat mewujudkan tujuan visi
tersebut bagi dirinya/keluarga dan sesungguhnya keluarga berencana tidak pernah
lengkap tanpa penanggulangan infertilitas (Wiknjosastro 2005).
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis yang
kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan
konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.Ilmu kedokteran masa kini baru
berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang diinginkannya.Itu
berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak
(adopsi), poligami atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran,
beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan jalan
inseminasi buatan donor “bayi tabung” atau membesarkan janin didalam rahim
wanita lain tetapi hal ini memerlukan biaya yang mahal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian infertilitas?
2. Apa insidens dari infertilitas?
3. Apa penyebab infertilitas?
4. Apa klasifikasi infertilitas?
5. Apa pencegahan infertilitas?
6. Apa penanganan infertilitas?
7. Apa prognosis infertilitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian infertilitas
2. Untuk mengetahui insidens dari infertilitas
3. Untuk mengetahui penyebab infertilitas
4. Untuk mengetahui klasifikasi infertilitas
5. Untuk mengetahui pencegahan infertilitas
6. Untuk mengetahui penanganan infertilitas
7. Untuk mengetahui prognosis infertilitas
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil atau menghamili
setelah satu tahun secara teratur menjalani hubungan intim tanpa penggunaan
alat
kontrasepsi
2. Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh
keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan
sanggama secara teratur.
B. Insidens
Insidens Infertilitas terjadi pada sekitar 15% pasangan usia reproduksi.
Prevalensi kejadian infertilitas stabil dalam 50 tahun terakhir, meskipun telah
terjadi perubahan pada etiologi dan usia dari populasi penderita
infertilitas.Di Amerika serikat, fertilitas dipengaruhi oleh sikap moral dari
masyarakat, dimana kebebasan seksual telah meningkat selama 40 tahun terahir,
dan terjadinya perubahan prioritas diantara para wanita.
Dinegara-negara
berkembang, dimana keluarga berencana dan karir professional diaplikasikan,
beberapa wanita menunda untuk memiliki anak sehingga usia setelah 30-40 tahun.
Peningkatan penanganan kasus infertilitas telah membuat pasien menjadi mungkin
memiliki keluarga meskipun dengan factor infertilitas pria yang berat.
C. Penyebab
1. Faktor wanita
Vagina
(3%-5%)
Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani ini ialah adanya
sumbatan atau peradangan. Sumbatan jenis pertama adalah sumbatan psikogen yang
disebut juga vaginismus atau dispareunia dan yang kedua adalah sumbatan
anatomis berupa vaginitis atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh
candida albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini
dapat menghambat gerak spermatozoa.
Serviks (1%-10%).
Infertilitas yang berhubugan dengan
faktor serviks dapat disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir
serviks yang abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya. Terdapat
berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan dalam infertilitas, yaitu cacat
bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan (servisitis
menahun), sineksia setelah konisasi dan inseminasi yang tidak adekuat.
Vaginitis yang disebabkan oleh trikomonas vaginalis dan kandida albicans dapat
menghambat motilitas spermatozoa akan tetapi pHnya tidak mengahambat
motilitasnya.
Tuba
fallopi (65%-80%)
Paling banyak ditemukan dalam masalah
infertilitas.Diantara tuba yang membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena
adanya kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang memendek
akibat peradangan sebelumnya, fibriosis atau pembentukan jaringan ikat, serta
perlengaketan tuba yang menganggu pergerakan fimbria.
Ovarium (5%-10%)
Gangguan pada ovarium (indung telur),
seperti adanya tumor atau kista endometriosis bisa mengakibatkan tidak
terjadinya ovulasi.Sebab bagaimana bisa terjadi pembuahan bila tidak ada sel
telur yang akan dibuahi (Manuaba, 2002).
Anovulasi (35%)
Menurut Inayatullah (2008) salah satu
penyebab infertilitas (ketidaksuburan) adalah anovulasi yaiti 35%. Anovulasi
adalah tidak ada sel telur berarti tak akan ada kehamilan. Ovulasi dan
menstruasi adalah satu rangkain orkestrasi kejadian hormonal didalam tubuh
wanita, yang berarti mencerminkan suatu peristiwa yang teratur dan periodik.
Uterus (4%-5%)
Adanya kelainan rongga rahim karena
perlengketan, mioma atau polip, peradangan endometrium dan gangguan kontraksi
rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi
kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
2. Faktor Laki-laki ( 30%-40%)
Meliputi kelainan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan,
factor imonuglobik/antibody, antisperma, serta factor gizi.
Gabungan
(20-30%)
Yaitu bisa dari kedua-duanya (suami dan istri mengalami infertil)
Tidak
jelas (10%)
Factor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah semua pemikiran
dilakukan penyebab infertilitas dapat saja tidak diketahui atau terdeteksi
(scott 2004).
Secara umum penyebab infertilitas berhubungan dengan kondisi fisik , proses
dan waktu
1. Kondisi fisik : kesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan
istri. Hal ini berhubungan dengan proses pembentukan serta kwalitas sperma atau
sel telur.kwalitas sperma dan sel telur dipengaruhi banyak factor, diantaranya:
umur, kelainan genetika, penyakit tertentu.
2. Proses: berhasil tidaknya proses kehamilan dipengaruhi beberapa factor,
diantaranya:metode kontrasepsi(penggunaan kondom pada pria dan diagfragma pada
wanita tidak memungkinkan terjadinya kehamilan ),beberapa kelainan anatomis,
seperti kelainan pada rahim,gangguan ovulasi,kegagalan implantasi dan
endometriosis.
3. Waktu : pada wanita sel telur hanya dihasilkan satu kali setiap
bulannya,sehingga penting untuk mengetahui masa-masa subur.
D. Klasifikasi
1. Infertil wanita primer adalah dimana seorang wanita belum pernah hamil sama
sekali walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama
12 bulan.
2. Infertil wanita sekunder adalah dimana seorang wanita pernah hamil, akan
tetapi kemudian tidak dapat terjadi lagi kehamilan walaupun bersenggama dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
E. Pencegahan
1. Suami sebaiknya dipriksa terlebih dahulu dan
di nyatakan sehatrohani dan jasmani.penyebab infertilitas pada suami sekitar
40% sedangkan sisanya pada istri.
2. Jauhi elergi karena elergi dapat menyebabkan
ketidak mampuan pasangan menjadi hamil.
3. Jauhi stress karena tidak hamil.
4. Jangan sampai ada kelainan seperti gangguan
pelepasan telur(ovulasi), gangguan kesuburan
laisan dalam rahim yang menyebabkan kurang mampu menerima nidasi,hormon
prolaktin yang terlalu tinggi sehingga menghalangi proses ovulasi,dan kebuntuan
tuba.
F. Penanganan
Menurut Astarto (1999) dalam Eprila (2008), ketidaksuburan merupakan masalah
dari satu kesatuan pasangan, oleh karenanya pemeriksaan untuk mengetahui
penyebab ketidaksuburan tersebut mutlak harus dilakukan baik pada suami maupun
istri.Masih sering dijumpai bahwa suami agak enggan bahkan kadang-kandang tidak
mau diperiksa dan sering pula mengatakan bahwa istrinya dahulu yang diperiksa
baru suami kemudian, sikap seperti ini tidak dapat dibenarkan.Pada umumnya
pemeriksaan terhadap suami relatif lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan
pemerikasaan terhadap istri yang biasanya memakan waktu dan biaya yang cukup
besar. Maka yang terbaik adalah pemeriksaan dilakukan secara simultan dengan
demikian ini juga memperlihatkan tanggung jawab pasangan tersebut terhadap
masalah mereka.
Adapun
pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
1)
Anamnesis
Wawancara
dilakukan pada pertemuan pertama kali dengan pasangan suami istri (pasutri)
sedapat mungkin meliputi::
(a) Riwayat siklus haid umur menarche riwayat kehamilan atau persalinan yang
lalu riwayat penyakit lalu riwayat pembedahan terutama di daerah pelvik.
(b) Umur pasturi masing-masing
(c) Beberapa lama kawin. Beberapa lama berusaha hamil perkawinan yang keberapa,
apakah perkawinan yang lalu mempunyai anak.
(d)
Pemakaian obat tertentu jangka lama.
(e)
kenaikan berat badan berlebihan, penurunan
berat badan berlebihan.
(f)
Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan.
(g)
stress emosional.
(h)
Apakah ada hirsutisme.
(i)
Galatore yaitu keluar air susu.
2)
Pemeriksaan fisik
Setelah wawancara selesai dilakukan pemeriksaan fisik:
(a) Apakah ada hirsutisme atau jerawat.
(b) Perabaan kelenjar tyroid
(c) Adanya klitoromegali (klitoris yang membesar)
(d) Gaimana kualitas lendir mulut rahim
(e) Pemeriksaan vaginal apakah uterus mudah dugerakkan kekanan-kekiri adakah
tumor indung telur.
(f)
Pemeriksaan rektovaginal : apakah ada benjolan
belakang bawah rahim (ligament sakrouterina).
3)
Pengobatan
a) Gangguan ovulasi
Bila
terdapat gangguan ovulasi dan hormonal maka pengobatanya adalah dengan pemicuan
ovulasi menggunakan obat-obatan hormonal.Berbagai macam jenis dan kombinasi
pengobatan dilakukan untuk pemicuan ovulasi ini.
b) Kelainan rahim
Pada
kelainan rahim misalnya kelainan bawaan pada kasus-kasus tertentu masih dapat
dilakukan tindakan pembedahan untuk mengoreksinya.Bila terdapat tumor baik itu
dirahim atau di indung telur maka untuk hal tersebut perlu dilakukan tindakan
operasi pengangkatan tumor.
c) Kelainan tuba fallopi.
Kelainan
tuba fallopi (saluran pipa telur) biasanya perlengketan atau buntu akibat
infeksi atau endometriosis, maka pengobatan yang dipilih adalah operasi dengan
teknik bedah mikro atau teknik bedah laparoskopi.
d) Gangguan peritoneum.
Paling
sering di sebabkan oleh endometriosis.Bila ditemukan pada derajat ringan,
diberikan pengobatan hormonal selama 3-6 bulan terus menerus.Bila tingkatanya
sudah sedang atau berat diberikan terapi kombinasi operasi disertai dengan
pengobatan hormone.
e) Gangguan vulva
Untuk
menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan kolposkopi.Untuk
memperkuat diagnosis dilakukan biopsy. NIVA tingkat rendah sering menghilang
sendiri karena pengobatanya biasanya hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah
dan tinggi.
Adapun cara lain yaitu dengan penyinaran, pembedahan, kemoterapi dan
disesuaikan dengan stadium penyakit yang diderita dan jenis penyakit penyakit
serta usia dan keadaan umum penderita
G. Prognosis
Menurut
Behman dan Kistner, prognosis terjadinya kehamilan pada pasangan infertilitas
tergantung pada umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan pada kemungkinan
kehamilan (frekuensi senggama dan lamanya perkawinan).
Fertilitas
maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun, sementara fertilitas maksimal pria
dicapai pada umur 24 hingga 25 tahun.pengelolaan mutahir terhadap pasangan
infertile dapat membawa kehamilan kepada lebih dari 50% pasangan, walaupun
masih selalu ada 10-20% pasangan yang belum diketahui etiologinya. Separuhnya
lagi terpaksa harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain,
umpamanya dengan inseminasi buatan donor, atau mengangkat anak ( adopsi ).
BAB
III
KESIMPULAN
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama
satu tahun tetapi belum hamil
Infertilitas dapat disebabkan dari berbagai faktor baik dari faktor suami
maupun dari faktor istri, infertilitas karena faktor istri mencangkup 45% yang
mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus, kelainan pada tuba, ovarium dan
pada peritoneum. Sedangkan infertilitas karena faktor suami sekitar 40%,
meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi
bawaan, faktor imunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi. Faktor
gabungan yang disebabkan oleh kedua suami istri sekitar 20-30%. Sementara
akibat faktor tidak terjelaskan sekitar 10-15%.
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis yang
kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan
konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.Ilmu kedokteran masa kini baru
berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang diinginkannya.Itu
berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak
(adopsi), poligami atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran,
beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan jalan inseminasi
buatan donor “bayi tabung” atau membesarkan janin didalam rahim wanita lain
tetapi hal ini memerlukan biaya yang mahal
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,I.A.C.,Ida bagus gde fajar manuaba, dan Ida bagus
gde Manuaba.2009.Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.