Senin, 18 Mei 2015

KANKER PADA USIA LANJUT DAN PENCEGAHAN SERTA PENANGANAN INFERTILITAS



KANKER
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Penyakit yang tergolong dalam penyakit tidak menular (degeneratif) yaitu : Neoplasma (Kanker), Diabetes Mellitus, Gangguan mental, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, dan lain-lain. Neoplasma (Kanker), kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel-sel tubuh. Keberadaan makanan instant, rokok, alkohol, makanan banyak lemak, makanan yang diawetkan, dan kegemukan merupakan faktor resiko tinggi penyebab terjadinya penyakit kanker. Lain dari pada hal itu, para pekerja di sektor industri, pertanian, dan tenaga kesehatan di rumah sakit sering memakai bahan-bahan yang dapat menyebabkan penyakit kanker, banyak di antara mereka yang tidak memakai alat pelindung diri sehingga tubuh kontak langsung dengan bahan-bahan tersebut. Bila hal ini berlangsung lama tanpa mempedulikan kesehatan, dapat berakibat timbulnya kanker. Menurut dr. Sutjipto, Sp.B.Onk (2008) dalam Jurnal Kesehatan RS Kanker Dharmais, kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai dalam masyarakat Indonesia dan menempati tempat ke dua terbanyak setelah kanker rahim. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan. Pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara. Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, Menurut Dr. Benny Issakh, SpBOnk (Sub Bag. Bedah Onkologi Bagian Bedah FK UNDIP / RSDK), menyatakan bahwa di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita baru / 100.000 penduduk. Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas tahun 2006, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 22.857 kasus (7,13 per 1000 penduduk). Terdiri dari Ca. serviks 2,08 per 1000 penduduk, Ca. Mamae 3,45 per 1000 penduduk, Ca. hepar 0,62 per 1000 penduduk, Ca. bronkus 0,98 per 1000 penduduk. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, kanker merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan stroke. Pada tahun 2007 di Kota Semarang berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 12.807, terdiri dari Kanker Payudara 5.641 kasus, Kanker Serviks 5.481 kasus, Kanker Hepar 391 kasus, dan Kanker Paru 1.294 kasus. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat khususnya pasien penyakit tidak menular dalam hal ini Kanker, perlu didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki kualitas pelayanan yang baik. Orientasi Pembangunan Kesehatan yang semula sangat menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap diubah menjadi upaya kesehatan terintegrasi menuju kawasan sehat dengan peran-aktif masyarakat. Pendekatan baru ini menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan juga paliatif. Konteks kekinian, di Semarang fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang menangani penyakit kanker secara khusus belum ada. Selama ini pengobatan penyakit kanker hanya dilakukan di rumah sakit umum yang ada, pemeriksaan dan pengobatan penyakit kanker dilakukan di ruang yang sama dengan pemeriksaan dan pengobatan penyakit lainnya. Dari uraian tersebut, maka keberadaan sebuah fasilitas kesehatan untuk menangani pemeriksaan dan pengobatan penyakit kanker yang selain mempunyai fasilitas-fasilitas pemeriksaan dan pengobatan yang cukup lengkap dan memadai juga memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang bersifat sosial akan sangat diperlukan untuk menangani penderita kanker.


B.   Rumusan Masalah
1.    Apa definisi kanker?
2.    Apa etiologi dari kanker?
3.    Apa klasifikasi kanker?
4.    Apa contoh kanker yang sering diderita pada usia lanjut?
5.    Apa pencegahan kanker pada lansia?



C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui definisi kanker
2.    Untuk mengetahui etiologi dari kanker
3.    Untuk mengetahui klasifikasi kanker
4.    Untuk mengetahui contoh kanker yang sering diderita pada usia lanjut
5.    Untuk mengetahui pencegahan kanker pada lansia
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya. Pada tulisan ini akan diberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kanker.

B.    Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya kanker pada usia lanjut adalah sebagai berikut :
A.      Faktor internal yakni genetik,  yang dimaksud genetik tidak berarti kanker diturunkan oleh orang tua. Selama ini hanya 5 persen kasus kanker payudara terjadi karena genetik. Sedangkan 95 persen bukan karena genetik.
B.      Faktor eksternal meliputi biologik, kimia, dan fisik. Faktor biologis salah satu yang ditunjuk adalah kuman atau virus tertentu. Biasanya karena ada paparan eksternal, maka sel itu berubah jadi sel kanker.
C.      Faktor  kimia antara lain paparan zat pengawet atau zat warna yang terlalu banyak. Untuk faktor fisik, misalnya paparan sinar ultraviolet yang jahat. Sinar UV jahat adalah yang merupakan tipe beta, terasa panas di kulit karena panjang gelombangnya mendekati panjang gelombang infra merah. Paparan estrogen berlebihan juga meningkatkan risiko. Jikalau paparan terus menerus lebih dari 6 tahun, bisa meningkatkan risiko. Maka KB yang hormonal, disarankan setelah beberapa tahun berganti IUD atau lainnya. Juga perlu diet yang baik.
C.     Klasifikasi
Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:[2]
* Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
* Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
* Leukemia,Limfoma dan Mieloma kanker yang terjadi pada jaringan darah
* Melanoma timbul dari melanosit.
* Mesotelioma pada pleura atau perikardium

D.    KANKER PADA USIA LANJUT
Kanker Payudara pada Lansia
Kanker payudara merupakan penyakit yang cukup mengkhawatirkan untuk sebagain besar wanita, khususnya bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dalam sebuah survei menunjukan 60% wanita rentan terkena resiko penyakit kanker payudara diatas usia 60 sampai dengan 75 tahun. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu ketakutan tersendiri bagi mereka yang sudah lanjut usia, terlebih jika mempunyai riwayat penyakit non-kanker.
Mengapa resiko terkena penyakit kanker payudara lebih rentan terjadi pada wanita yang sudah berusia lanjut ? hal tersebut bisa saja terjadi karena daya tahan dan hormon yang diproduksi oleh tubuh sudah tidak terlalu baik sehingga bisa menyebabkan terjadinya beberapa resiko tersebut. Selain faktor hormon ada lagi faktor lainnya seperti obesitas, pada umumnya wanita yang sudah berusia lanjut akan mengalami kegemukan pada tingkatan tertentu dan hal tersebut bisa memicu terjadinya resiko kanker payudara.

Kanker Prostat pada Lansia
Kanker Prostat Pada Lansia –Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat, kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh sangat lambat namun merupakan kanker ganas, dan kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain, khususnya tulang dan kelenjar getah bening. Menurut laporan interim periode 2006-2010, kanker prostat merupakan kanker paling umum ke-3 untuk pria, dengan lebih dari 500 kasus terdiagnosa setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini.
Menjadi tua tentunya bukan pilihan, namun seiring berjalannya usia, ketuaan akan dialami oleh setiapmanusia. Jika para wanita harus khawatir akan datangnya penyakit menjelang usia tuanya seperti kankerpayudara dan osteoporosis, demikian halnya dengan para kaum pria. Gangguan pada prostat yang menyerangkaum pria baik Pembesaran Prostat maupun Kanker Prostat kerap dijumpai di usianya yang melampauisetengah abad. Kemunculannya Pembesaran Prostat tidak dapat dicegah karena memang datang secara alamiah. Cuma tingkat kecepatannya berbeda-beda. Namun, kaum pria hendaknya sejak dini memperhatikan Prostat, terutama Pria yang memasuki usia di atas 40 tahun. Untuk itu sebaiknya mereka yang berusia di atas 40 tahun sering melakukan medical check up, termasuk untuk mengurangi terjadinya pembesaran prostatyang mungkin berkembang menjadi Kanker Prostat jika terlambat terdeteksi dan diobati.
Pembesaran Prostat merupakan kondisi pertumbuhan kelenjar prostat yang berlebihan. Pembesaran Prostat yang cukup besar dapat menekan sampai ke kandung kemih dan saluran kencing (urethra) sehingga terjadi penyempitan saluran kencing (urethra). Keadaan tersebut dapat menghambat (obstruksi) aliran air kencing. Selain itu, Pembesaran Prostat juga dapat membentuk kantong dari kandung kemih sehingga sewaktu kencing masih ada yang tertinggal di dalam kandung kemih, air kencing yang tertinggal ini dapat membentuk batu.
PENYEBAB KANKER PROSTAT
Sejumlah laki-laki dapat mengalami Pembesaran Prostat tanpa merasakan gejala, terutama pada tahap awal. Namun secara umum, seseorang yang mengalami Pembesaran Prostat menunjukan sejumlah gejala yang berkaitan dengan pengeluaran air kencing, yaitu: Sering kencing, Kencing di malam hari lebih dari satu kali, Sulit menahan kencing, Pancaran air kencing melemah, Setelah kencing belum terasa kosong (tidak tuntas), Menunggu lama pada permulaan kencing, Harus mengejan saat kencing dan Kencing terputus-putus.
Penyebab dari Pembesaran Prostat sulit dipastikan. Terdapat beberapa faktor resiko yang diketahui dapat memicu terjadinya Pembesaran Prostat, antara lain: Usia lanjut (semakin lanjut usia seorang pria, resiko terkena kanker prostat juga semakin tinggi, dalam usia 80 tahun, dikabarkan sekitar 70 % pria menderita penyakit ini), Unsur Ras (Ras Asia dikabarkan beresiko terendah terkena kanker yang termasuk mematikan ini), Riwayat penyakit ini dalam silsilah keluarga, Pola makan ala barat, Lingkungan daerah industri, Tekanan Darah Tinggi, Kencing Manis, Merokok, Alkohol dan Kegemukan.


E.     Pencegahan
Ada beberapa langkah untuk mencegah kanker tersebut terjadi seperti
·         menjaga pola makan dan gaya hidup sehat
·         melakukan diet non kolesterol
·         mengkonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan
·         melakukan olah raga yang rutin dilakukan
·         mengurangi konsumsi obat-obatan yang banyak mengandung bahan kimia.
















BAB III
KESIMPULAN
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berbah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi diatas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun reiko untuk timbul kanker meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton A, Hall J, Edisi 9, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Holick M, 2004, Vitamin D: Importance in the Prevention of Cancer: Am J Clin Nutr
Notrou P, 2007, Tingkat Kalsium Tinggi dapat Naikkan Risiko Kanker Prostat. Dalam:
Antara News






BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurang kesuburan atau dalam bahasa medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001).
Maka kepada pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak juga diberikan pelayanan kemudian/infertilitas agar mereka juga dapat mewujudkan tujuan visi tersebut bagi dirinya/keluarga dan sesungguhnya keluarga berencana tidak pernah lengkap tanpa penanggulangan infertilitas (Wiknjosastro 2005).
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang diinginkannya.Itu berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligami atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan jalan inseminasi buatan donor “bayi tabung” atau membesarkan janin didalam rahim wanita lain tetapi hal ini memerlukan biaya yang mahal.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian infertilitas?
2.    Apa insidens dari infertilitas?
3.    Apa penyebab infertilitas?
4.    Apa klasifikasi infertilitas?
5.    Apa pencegahan infertilitas?
6.    Apa penanganan infertilitas?
7.    Apa prognosis infertilitas?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian infertilitas
2.    Untuk mengetahui insidens dari infertilitas
3.    Untuk mengetahui penyebab infertilitas
4.    Untuk mengetahui klasifikasi infertilitas
5.    Untuk mengetahui pencegahan infertilitas
6.    Untuk mengetahui penanganan infertilitas
7.    Untuk mengetahui prognosis infertilitas





BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian
1.    Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil atau   menghamili setelah satu tahun secara teratur menjalani hubungan intim tanpa penggunaan alat kontrasepsi                   
2.    Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk  memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara teratur.

B.   Insidens      
            Insidens Infertilitas terjadi pada sekitar 15% pasangan usia reproduksi. Prevalensi kejadian infertilitas stabil dalam 50 tahun terakhir, meskipun telah terjadi perubahan pada etiologi dan usia dari populasi penderita infertilitas.Di Amerika serikat, fertilitas dipengaruhi oleh sikap moral dari masyarakat, dimana kebebasan seksual telah meningkat selama 40 tahun terahir, dan terjadinya perubahan prioritas diantara para wanita.
Dinegara-negara berkembang, dimana keluarga berencana dan karir professional diaplikasikan, beberapa wanita menunda untuk memiliki anak sehingga usia setelah 30-40 tahun. Peningkatan penanganan kasus infertilitas telah membuat pasien menjadi mungkin memiliki keluarga meskipun dengan factor infertilitas pria yang berat.



C.   Penyebab
1.    Faktor wanita
Vagina (3%-5%)
                 Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani ini ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan jenis pertama adalah sumbatan psikogen yang disebut juga vaginismus atau dispareunia dan yang kedua adalah sumbatan anatomis berupa vaginitis atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh candida albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat menghambat gerak spermatozoa.
Serviks (1%-10%).
            Infertilitas yang berhubugan dengan faktor serviks dapat disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya. Terdapat berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan dalam infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan (servisitis menahun), sineksia setelah konisasi dan inseminasi yang tidak adekuat. Vaginitis yang disebabkan oleh trikomonas vaginalis dan kandida albicans dapat menghambat motilitas spermatozoa akan tetapi pHnya tidak mengahambat motilitasnya.
Tuba fallopi (65%-80%)
             Paling banyak ditemukan dalam masalah infertilitas.Diantara tuba yang membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena adanya kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang memendek akibat peradangan sebelumnya, fibriosis atau pembentukan jaringan ikat, serta perlengaketan tuba yang menganggu pergerakan fimbria.



Ovarium (5%-10%)
             Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor atau kista endometriosis bisa mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi.Sebab bagaimana bisa terjadi pembuahan bila tidak ada sel telur yang akan dibuahi (Manuaba, 2002).
Anovulasi (35%)
             Menurut Inayatullah (2008) salah satu penyebab infertilitas (ketidaksuburan) adalah anovulasi yaiti 35%. Anovulasi adalah tidak ada sel telur berarti tak akan ada kehamilan. Ovulasi dan menstruasi adalah satu rangkain orkestrasi kejadian hormonal didalam tubuh wanita, yang berarti mencerminkan suatu peristiwa yang teratur dan periodik.
Uterus (4%-5%)
             Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip, peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.

2.    Faktor Laki-laki ( 30%-40%)
Meliputi kelainan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, factor imonuglobik/antibody, antisperma, serta factor gizi.
Gabungan (20-30%)
Yaitu bisa dari kedua-duanya (suami dan istri mengalami infertil)
Tidak jelas (10%)
Factor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah semua pemikiran dilakukan penyebab infertilitas dapat saja tidak diketahui atau terdeteksi (scott 2004).
Secara umum penyebab infertilitas berhubungan dengan kondisi fisik , proses dan waktu
1.    Kondisi fisik : kesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan istri. Hal ini berhubungan dengan proses pembentukan serta kwalitas sperma atau sel telur.kwalitas sperma dan sel telur dipengaruhi banyak factor, diantaranya: umur, kelainan genetika, penyakit tertentu.
2.    Proses: berhasil tidaknya proses kehamilan dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:metode kontrasepsi(penggunaan kondom pada pria dan diagfragma pada wanita tidak memungkinkan terjadinya kehamilan ),beberapa kelainan anatomis, seperti kelainan pada rahim,gangguan ovulasi,kegagalan implantasi dan endometriosis.
3.    Waktu : pada wanita sel telur hanya dihasilkan satu kali setiap bulannya,sehingga penting untuk mengetahui masa-masa subur.

D.   Klasifikasi
1.    Infertil wanita primer adalah dimana seorang wanita belum pernah hamil sama sekali walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
2.    Infertil wanita sekunder adalah dimana seorang wanita pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak dapat terjadi lagi kehamilan walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.

E. Pencegahan
1.  Suami sebaiknya dipriksa terlebih dahulu dan di nyatakan sehatrohani dan jasmani.penyebab infertilitas pada suami sekitar 40% sedangkan sisanya pada istri.
2.  Jauhi elergi karena elergi dapat menyebabkan ketidak mampuan pasangan menjadi hamil.
3.  Jauhi stress karena tidak hamil.
4.  Jangan sampai ada kelainan seperti gangguan pelepasan telur(ovulasi), gangguan     kesuburan laisan dalam rahim yang menyebabkan kurang mampu menerima nidasi,hormon prolaktin yang terlalu tinggi sehingga menghalangi proses ovulasi,dan kebuntuan tuba.

F.   Penanganan
         Menurut Astarto (1999) dalam Eprila (2008), ketidaksuburan merupakan masalah dari satu kesatuan pasangan, oleh karenanya pemeriksaan untuk mengetahui penyebab ketidaksuburan tersebut mutlak harus dilakukan baik pada suami maupun istri.Masih sering dijumpai bahwa suami agak enggan bahkan kadang-kandang tidak mau diperiksa dan sering pula mengatakan bahwa istrinya dahulu yang diperiksa baru suami kemudian, sikap seperti ini tidak dapat dibenarkan.Pada umumnya pemeriksaan terhadap suami relatif lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan pemerikasaan terhadap istri yang biasanya memakan waktu dan biaya yang cukup besar. Maka yang terbaik adalah pemeriksaan dilakukan secara simultan dengan demikian ini juga memperlihatkan tanggung jawab pasangan tersebut terhadap masalah mereka.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
1)     Anamnesis
Wawancara dilakukan pada pertemuan pertama kali dengan pasangan suami istri (pasutri) sedapat mungkin meliputi::
(a)    Riwayat siklus haid umur menarche riwayat kehamilan atau persalinan yang lalu riwayat penyakit lalu riwayat pembedahan terutama di daerah pelvik.
(b)    Umur pasturi masing-masing
(c)    Beberapa lama kawin. Beberapa lama berusaha hamil perkawinan yang keberapa, apakah perkawinan yang lalu mempunyai anak.
(d)       Pemakaian obat tertentu jangka lama.
(e)       kenaikan berat badan berlebihan, penurunan  berat badan berlebihan.
(f)        Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan.
(g)       stress emosional.
(h)        Apakah ada hirsutisme.
(i)        Galatore yaitu keluar air susu.
2)        Pemeriksaan fisik
         Setelah wawancara selesai dilakukan pemeriksaan fisik:
(a)    Apakah ada hirsutisme atau jerawat.
(b)    Perabaan kelenjar tyroid
(c)    Adanya klitoromegali (klitoris yang membesar)
(d)    Gaimana kualitas lendir mulut rahim
(e)    Pemeriksaan vaginal apakah uterus mudah dugerakkan kekanan-kekiri adakah tumor indung telur.
(f)     Pemeriksaan rektovaginal : apakah ada benjolan belakang bawah rahim (ligament sakrouterina).
3)        Pengobatan
a)    Gangguan ovulasi
Bila terdapat gangguan ovulasi dan hormonal maka pengobatanya adalah dengan pemicuan ovulasi menggunakan obat-obatan hormonal.Berbagai macam jenis dan kombinasi pengobatan dilakukan untuk pemicuan ovulasi ini.
b)    Kelainan rahim
Pada kelainan rahim misalnya kelainan bawaan pada kasus-kasus tertentu masih dapat dilakukan tindakan pembedahan untuk mengoreksinya.Bila terdapat tumor baik itu dirahim atau di indung telur maka untuk hal tersebut perlu dilakukan tindakan operasi pengangkatan tumor.
c)    Kelainan tuba fallopi.
Kelainan tuba fallopi (saluran pipa telur) biasanya perlengketan atau buntu akibat infeksi atau endometriosis, maka pengobatan yang dipilih adalah operasi dengan teknik bedah mikro atau teknik bedah laparoskopi.
d)    Gangguan peritoneum.
Paling sering di sebabkan oleh endometriosis.Bila ditemukan pada derajat ringan, diberikan pengobatan hormonal selama 3-6 bulan terus menerus.Bila tingkatanya sudah sedang atau berat diberikan terapi kombinasi operasi disertai dengan pengobatan hormone.
e)    Gangguan vulva
Untuk menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan kolposkopi.Untuk memperkuat diagnosis dilakukan biopsy. NIVA tingkat rendah sering menghilang sendiri karena pengobatanya biasanya hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah dan tinggi.
                    Adapun cara lain yaitu dengan penyinaran, pembedahan, kemoterapi dan disesuaikan dengan stadium penyakit yang diderita dan jenis penyakit penyakit serta usia dan keadaan umum penderita

G.    Prognosis
Menurut Behman dan Kistner, prognosis terjadinya kehamilan pada pasangan infertilitas tergantung pada umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan pada kemungkinan kehamilan  (frekuensi senggama dan lamanya perkawinan).
Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun, sementara fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24 hingga 25 tahun.pengelolaan mutahir terhadap pasangan infertile dapat membawa kehamilan kepada lebih dari 50% pasangan, walaupun masih selalu ada 10-20% pasangan yang belum diketahui etiologinya. Separuhnya lagi terpaksa harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain, umpamanya dengan inseminasi buatan donor, atau mengangkat anak ( adopsi ).
















BAB III
KESIMPULAN
            Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil Infertilitas dapat disebabkan dari berbagai faktor baik dari faktor suami maupun dari faktor istri, infertilitas karena faktor istri mencangkup 45% yang mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus, kelainan pada tuba, ovarium dan pada peritoneum. Sedangkan infertilitas karena faktor suami sekitar 40%, meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, faktor imunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi. Faktor gabungan yang disebabkan oleh kedua suami istri sekitar 20-30%. Sementara akibat faktor tidak terjelaskan  sekitar 10-15%.
            Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang diinginkannya.Itu berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligami atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan jalan inseminasi buatan donor “bayi tabung” atau membesarkan janin didalam rahim wanita lain tetapi hal ini memerlukan biaya yang mahal

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,I.A.C.,Ida bagus gde fajar manuaba, dan Ida bagus gde   Manuaba.2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.